Studi: Tidur dengan Cahaya Menyala Menambah Berat Badan
Rumah Sahabat - Wanita yang terbiasa tidur dengan televisi yang menyala disebut cenderung mudah mengalami kenaikan berat badan. Hal tersebut dilaporkan dalam penelitian anyar yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) Internal Medicine pada Senin (10/6).
Studi menyebut, wanita yang terbiasa tidur dengan cahaya yang menyala dalam kamar 17 persen lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan mencapai 5 kilogram selama periode penelitian.
Cahaya buatan pada malam hari bisa berasal dari berbagai sumber. Cahaya bisa berasal dari lampu tidur, ponsel, hingga layar televisi yang menyala.
Melansir AFP, peneliti berpendapat bahwa cahaya dapat menekan produksi melatonin yang dapat mengganggu ritme sirkadian dan pola makan.
Kemungkinan lain berasal dari faktor pelepasan hipersensitif kronis seperti glukokortiroid yang dipengaruhi secara langsung oleh metabolisme tubuh. Agen BandarQ
"Mengurangi paparan cahaya saat tidur barangkali bisa menjadi strategi mengatasi obesitas," ujar peneliti, Dale Sandler dan Yong-Moon Park dari National Institute of Environmental Health Sciences di North Carolina University.
Kendati demikian, peneliti mengakui masih adanya keterbatasan dalam laporan yang disajikan. Peneliti tak dapat mengetahui betul seberapa kuat pengaruh cahaya terhadap peningkatan berat badan.
Mengomentari hasil penelitian, ahli kesehatan dari University of Surrey, Inggris, Profesor Malcolm von Schantz mengatakan bahwa temuan baru ini tak mengubah saran untuk menjaga kebiasaan tidur yang sehat.
"Menghindari gangguan cahaya dan perangkat elektronik di kamar tidur adalah salah satu kebiasaan tidur yang sehat," ujar Schantz.
Studi menyebut, wanita yang terbiasa tidur dengan cahaya yang menyala dalam kamar 17 persen lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan mencapai 5 kilogram selama periode penelitian.
Cahaya buatan pada malam hari bisa berasal dari berbagai sumber. Cahaya bisa berasal dari lampu tidur, ponsel, hingga layar televisi yang menyala.
Melansir AFP, peneliti berpendapat bahwa cahaya dapat menekan produksi melatonin yang dapat mengganggu ritme sirkadian dan pola makan.
Kemungkinan lain berasal dari faktor pelepasan hipersensitif kronis seperti glukokortiroid yang dipengaruhi secara langsung oleh metabolisme tubuh. Agen BandarQ
"Mengurangi paparan cahaya saat tidur barangkali bisa menjadi strategi mengatasi obesitas," ujar peneliti, Dale Sandler dan Yong-Moon Park dari National Institute of Environmental Health Sciences di North Carolina University.
Kendati demikian, peneliti mengakui masih adanya keterbatasan dalam laporan yang disajikan. Peneliti tak dapat mengetahui betul seberapa kuat pengaruh cahaya terhadap peningkatan berat badan.
Mengomentari hasil penelitian, ahli kesehatan dari University of Surrey, Inggris, Profesor Malcolm von Schantz mengatakan bahwa temuan baru ini tak mengubah saran untuk menjaga kebiasaan tidur yang sehat.
"Menghindari gangguan cahaya dan perangkat elektronik di kamar tidur adalah salah satu kebiasaan tidur yang sehat," ujar Schantz.
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.