Pernyataan SMI Dituding Tekan Rupiah ke Rp14.325 per Dolar AS
Rumah Sahabat - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.325 per dolar AS pada Jumat (14/6) sore. Posisi ini melemah 45 poin atau 0,32 persen dari Kamis (13/6) yang di Rp14.280 per dolar AS.
Tak hanya di pasar spot, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga menunjukkan rupiah melemah dari dolar AS. Rupiah berada di posisi Rp14.304 per dolar AS dari sebelumnya di Rp14.270 per dolar AS pada Kamis kemarin.
Di kawasan Asia, rupiah berada di zona merah bersama mayoritas mata uang lainnya, seperti rupee India yang melemah 0,28 persen dan peso Filipina melemah 0,26 persen. Kemudian, won Korea Selatan minus 0,18 persen, ringgit Malaysia minus 0,12 persen, yuan China minus 0,04 persen, dan dolar Singapura minus 0,04 persen.
Hanya baht Thailand dan yen Jepang yang mampu bersandar di zona hijau. Keduanya menguat, masing-masing 0,13 persen dan 0,14 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,21 persen dari dolar AS. Sementara euro Eropa stagnan.
Sedangkan dolar Australia melemah 0,27 persen, poundsterling Inggris minus 0,15 persen, franc Swiss minus 0,12 persen, dan dolar Kanada minus 0,1 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah sejatinya didominasi oleh sentimen dari dalam negeri. Pertama, cadangan devisa yang menurun sekitar US$4 miliar menjadi US$120,3 miliar.
Kedua, pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memperkirakan kurs rupiah akan berada di kisaran Rp14 ribu sampai Rp15 ribu per dolar AS pada tahun depan. Pasalnya, proyeksi risiko tekanan ekonomi global masih cukup besar.
Hal tersebut disampaikannya saat membahas asumsi makro untuk kurs rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (R-APBN) 2020 bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kemarin.
"Pernyataan pejabat publik bisa mempengaruhi pasar," ucap Ariston. Agen BandarQ
Ketiga, pasar memberi respons terhadap kabar pemangkasan tingkat suku bunga acuan BI (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR). "Berita BI berpotensi melakukan cut rate, ini juga turut membebani rupiah," katanya.
Meski begitu, menurutnya, sentimen lain, yaitu persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) yang berlangsung sejak pagi tadi tidak memberi dampak apapun terhadap pergerakan mata uang Garuda. Toh, persidangan berlangsung dengan cukup kondusif.
"Sidang sengketa tidak berpengaruh, kecuali ada rusuh," ungkapnya.
Sementara secara keseluruhan, mayoritas mata uang di dunia terdampak sentimen global yang datang dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Ketegangan dipicu oleh tuduhan AS kepada Iran yang dianggap menjadi pihak yang bertanggung jawab atas penyerangan kapal tanker minyak di Teluk Oman.
"Hal itu menyebabkan kekhawatiran investor, dan investor mencari safe haven dengan masuk ke surat utang AS. Terlihat yield surat utang AS 10 tahun menurun," jelasnya.
Tak hanya di pasar spot, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga menunjukkan rupiah melemah dari dolar AS. Rupiah berada di posisi Rp14.304 per dolar AS dari sebelumnya di Rp14.270 per dolar AS pada Kamis kemarin.
Di kawasan Asia, rupiah berada di zona merah bersama mayoritas mata uang lainnya, seperti rupee India yang melemah 0,28 persen dan peso Filipina melemah 0,26 persen. Kemudian, won Korea Selatan minus 0,18 persen, ringgit Malaysia minus 0,12 persen, yuan China minus 0,04 persen, dan dolar Singapura minus 0,04 persen.
Hanya baht Thailand dan yen Jepang yang mampu bersandar di zona hijau. Keduanya menguat, masing-masing 0,13 persen dan 0,14 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,21 persen dari dolar AS. Sementara euro Eropa stagnan.
Sedangkan dolar Australia melemah 0,27 persen, poundsterling Inggris minus 0,15 persen, franc Swiss minus 0,12 persen, dan dolar Kanada minus 0,1 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah sejatinya didominasi oleh sentimen dari dalam negeri. Pertama, cadangan devisa yang menurun sekitar US$4 miliar menjadi US$120,3 miliar.
Kedua, pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memperkirakan kurs rupiah akan berada di kisaran Rp14 ribu sampai Rp15 ribu per dolar AS pada tahun depan. Pasalnya, proyeksi risiko tekanan ekonomi global masih cukup besar.
Hal tersebut disampaikannya saat membahas asumsi makro untuk kurs rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (R-APBN) 2020 bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kemarin.
"Pernyataan pejabat publik bisa mempengaruhi pasar," ucap Ariston. Agen BandarQ
Ketiga, pasar memberi respons terhadap kabar pemangkasan tingkat suku bunga acuan BI (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR). "Berita BI berpotensi melakukan cut rate, ini juga turut membebani rupiah," katanya.
Meski begitu, menurutnya, sentimen lain, yaitu persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) yang berlangsung sejak pagi tadi tidak memberi dampak apapun terhadap pergerakan mata uang Garuda. Toh, persidangan berlangsung dengan cukup kondusif.
"Sidang sengketa tidak berpengaruh, kecuali ada rusuh," ungkapnya.
Sementara secara keseluruhan, mayoritas mata uang di dunia terdampak sentimen global yang datang dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Ketegangan dipicu oleh tuduhan AS kepada Iran yang dianggap menjadi pihak yang bertanggung jawab atas penyerangan kapal tanker minyak di Teluk Oman.
"Hal itu menyebabkan kekhawatiran investor, dan investor mencari safe haven dengan masuk ke surat utang AS. Terlihat yield surat utang AS 10 tahun menurun," jelasnya.
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.