XL Axiata akan Matikan Jaringan 2G
Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya mengatakan pihaknya bakal mematikan jaringan 2G karena pengguna tinggal 10 persen dari total pengguna.
"Pelanggan 2G tinggal 10 persen. Penutupannya sudah dari 2018 per cluster, di 2018 kita melakukan akselerasi depresiasi untuk 2G dan itu adalah dengan melakukan shut down jaringan 2G," kata Yessie, Jakarta, Kamis (5/4).
Yessie memperkirakan jaringan 2G akan mati secara total dalam kurun dua tahun sampai tiga tahun ke depan dan penutupan jaringan 2G nantinya akan dimodernisasi ke jaringan 4G.
"Jadi pada saat kami melakukan shut down 2G, yang menjadi benefit kami adalah frekuensi jadi terbuka untuk dilakukan refarm. Kami refarm untuk jaringan LTE, kami tingkatkan bandwithd untuk 4G nya," jelas Yessie.
Berdasarkan data perusahaan hingga akhir 2018, XL Axiata telah memiliki base tranciever station (BTS) sekitar 118.596 BTS dengan rincian BTS berteknologi 4G sebanyak 29.772, BTS 3G sebanyak 51.398 serta BTS 2G 37.426.
Pada kesempatan yang sama XL mengatakan bahwa pihaknya telah memperluas layanan 4G ke sejumlah wilayah di Indonesia Timur.
Ada dua kepulauan di Indonesia Timur yang telah terpapar jaringan 4G yaitu di kepulauan Anamba, kepulauan Tarempa yang telah terkoneksi di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
"Sekarang di Nusa Tenggara saja kita sudah ada jaringan data di 31 kabupaten kota. Jadi jaringan 4G XL itu menjangkau sampai daerah yang terluar di Indonesia," pungkasnya.
Selain itu, XL bersiap untuk membangun sayap jaringan 5G dengan melakukan kerja sama dengan dua perusahaan telekomunikasi yaitu Ericsson dan Huawei. Pemilihan Ericsson bertujuan untuk modernisasi jaringan, sementara Huawei untuk 'transportasi jaringan' (network transport).
Anak perusahaan Axiata Group ini juga memastikan pembangunan 5G telah dilakukan sejak awal 2019, salah satunya di Jakarta dan beberapa kota besar lain di Indonesia.
Sebelumnya pada Februari lalu, XL Axiata bersama Huawei melakukan kerja sama pada pembaruan jaringan telekomunikasi dengan menggunakan fiberisasi kabel optik di gelaran Mobile World Congress 2019 di Barcelona, Spanyol. Pembaruan ini diklaim bisa memperluas jangkauan telekomunikasi untuk bisnis fixed mobile operator.
"Pelanggan 2G tinggal 10 persen. Penutupannya sudah dari 2018 per cluster, di 2018 kita melakukan akselerasi depresiasi untuk 2G dan itu adalah dengan melakukan shut down jaringan 2G," kata Yessie, Jakarta, Kamis (5/4).
Yessie memperkirakan jaringan 2G akan mati secara total dalam kurun dua tahun sampai tiga tahun ke depan dan penutupan jaringan 2G nantinya akan dimodernisasi ke jaringan 4G.
"Jadi pada saat kami melakukan shut down 2G, yang menjadi benefit kami adalah frekuensi jadi terbuka untuk dilakukan refarm. Kami refarm untuk jaringan LTE, kami tingkatkan bandwithd untuk 4G nya," jelas Yessie.
Berdasarkan data perusahaan hingga akhir 2018, XL Axiata telah memiliki base tranciever station (BTS) sekitar 118.596 BTS dengan rincian BTS berteknologi 4G sebanyak 29.772, BTS 3G sebanyak 51.398 serta BTS 2G 37.426.
Pada kesempatan yang sama XL mengatakan bahwa pihaknya telah memperluas layanan 4G ke sejumlah wilayah di Indonesia Timur.
Ada dua kepulauan di Indonesia Timur yang telah terpapar jaringan 4G yaitu di kepulauan Anamba, kepulauan Tarempa yang telah terkoneksi di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
"Sekarang di Nusa Tenggara saja kita sudah ada jaringan data di 31 kabupaten kota. Jadi jaringan 4G XL itu menjangkau sampai daerah yang terluar di Indonesia," pungkasnya.
Selain itu, XL bersiap untuk membangun sayap jaringan 5G dengan melakukan kerja sama dengan dua perusahaan telekomunikasi yaitu Ericsson dan Huawei. Pemilihan Ericsson bertujuan untuk modernisasi jaringan, sementara Huawei untuk 'transportasi jaringan' (network transport).
Anak perusahaan Axiata Group ini juga memastikan pembangunan 5G telah dilakukan sejak awal 2019, salah satunya di Jakarta dan beberapa kota besar lain di Indonesia.
Sebelumnya pada Februari lalu, XL Axiata bersama Huawei melakukan kerja sama pada pembaruan jaringan telekomunikasi dengan menggunakan fiberisasi kabel optik di gelaran Mobile World Congress 2019 di Barcelona, Spanyol. Pembaruan ini diklaim bisa memperluas jangkauan telekomunikasi untuk bisnis fixed mobile operator.
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.