Filosofi Warna Merah Manggis yang Melekat dalam Nuansa Kota Palembang
Rumah Sahabat - Kota Palembang sangat identik dengan warna merah, mulai dari busana adat, rumah-rumah tradisional, kain songket sampai Jembatan Ampera penuh nuansa merah.
Banyak masyarakat berpendapat warna merah tersebut bermakna semangat, harmoni, keberanian dan tidak sedikit yang menghubungkannya dengan kebudayaan China.
Pengamat Sejarah dari UIN Raden Fatah, Kemas Ari Panji mengatakan, warna merah (abang) yang mengidentikkan nuansa Kota Palembang berasal dari warna merah Buah Manggis, merupakan filosofi yang berkembang pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.
"Buah Manggis melambangkan kejujuran, karena jumlah kelopak yang ada pada bagian bawahnya sama dengan jumlah daging buah di dalamnya, sehingga ajaran akhlak pada masa kesultanan sangat ditekankan," ujar Kemas Ari Panji dilansir Antara.
Menurutnya walaupun Manggis kulitnya gelap atau agak kehitaman, namun buah manggis yang sudah masak isi buahnya berwarna putih dan sangat manis.
Artinya, jika rumah 'wong Pelembang' bercat merah manggis di dinding luar, maka penghuninya adalah orang-orang baik, suci dan manis-manis, baik perawakan maupun tutur katanya.
"Warna merah Manggis akan sangat indah jika dipadu dengan warna kuning emas yang melambangkan keanggunan, kemakmuran dan kemegahan," jelasnya. Agen BandarQ
Selain itu warna hijau pada kelopak dan daun manggis melambangkan kedamaian dan sekaligus mengidentikkan Islam sebagai kepercayaan (agama) masa Kesultanan Palembang.
Kemas menambahkan bahwa tidak ada hubungan antara merah Manggis Palembang dengan warna merah kebudayaan China, karena merah Palembang tumbuh dari akar kebudayaan sendiri.
Sementara Budayawan Palembang Vebri Al-lintani mengatakan identitas nuansa merah sudah cukup kuat di Kota Palembang jika melihat lanskap bangunan kota yang banyak menggunakan warna merah, termasuk rel LRT di atas Sungai Musi.
"Identitas yang kuat ini harus dipertahankan karena filosofi makna tidak sembarangan, di dalamnya ada sejarah kuat mengenai sosial kultur Palembang yang harus diwariskan ke anak cucu," demikian Vebri.
Banyak masyarakat berpendapat warna merah tersebut bermakna semangat, harmoni, keberanian dan tidak sedikit yang menghubungkannya dengan kebudayaan China.
Pengamat Sejarah dari UIN Raden Fatah, Kemas Ari Panji mengatakan, warna merah (abang) yang mengidentikkan nuansa Kota Palembang berasal dari warna merah Buah Manggis, merupakan filosofi yang berkembang pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.
"Buah Manggis melambangkan kejujuran, karena jumlah kelopak yang ada pada bagian bawahnya sama dengan jumlah daging buah di dalamnya, sehingga ajaran akhlak pada masa kesultanan sangat ditekankan," ujar Kemas Ari Panji dilansir Antara.
Menurutnya walaupun Manggis kulitnya gelap atau agak kehitaman, namun buah manggis yang sudah masak isi buahnya berwarna putih dan sangat manis.
Artinya, jika rumah 'wong Pelembang' bercat merah manggis di dinding luar, maka penghuninya adalah orang-orang baik, suci dan manis-manis, baik perawakan maupun tutur katanya.
"Warna merah Manggis akan sangat indah jika dipadu dengan warna kuning emas yang melambangkan keanggunan, kemakmuran dan kemegahan," jelasnya. Agen BandarQ
Selain itu warna hijau pada kelopak dan daun manggis melambangkan kedamaian dan sekaligus mengidentikkan Islam sebagai kepercayaan (agama) masa Kesultanan Palembang.
Kemas menambahkan bahwa tidak ada hubungan antara merah Manggis Palembang dengan warna merah kebudayaan China, karena merah Palembang tumbuh dari akar kebudayaan sendiri.
Sementara Budayawan Palembang Vebri Al-lintani mengatakan identitas nuansa merah sudah cukup kuat di Kota Palembang jika melihat lanskap bangunan kota yang banyak menggunakan warna merah, termasuk rel LRT di atas Sungai Musi.
"Identitas yang kuat ini harus dipertahankan karena filosofi makna tidak sembarangan, di dalamnya ada sejarah kuat mengenai sosial kultur Palembang yang harus diwariskan ke anak cucu," demikian Vebri.
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.